Home AGENDA NGUBEK LEUWI, Ritual Budaya yang Membumi untuk #VisitCikeletYears2020

NGUBEK LEUWI, Ritual Budaya yang Membumi untuk #VisitCikeletYears2020

0
SENI.CO.ID – Jauh di Garut Selatan sana. Nama Cikelet menjadi pembicaraan unik. Sebuah kampung budaya dibangun oleh Cipta Kreatif Lintas Talenta dibina oleh Iip Sarip Hidayana, master seni dari Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung. Namanya Festival CIPASARANGAN#7 atawa “ NGUBEK LEUWI” dan menjadi sorotan para inehong.
Inilah laporan SENi.CO.ID yang menuliskannya event yang sudah berlangsung dua pekan lalu. Di Kecamatan Cikelet merupakan salah satu wilayah potensial pariwisata di Jawa Barat yang terletak di Selatan Kabupaten Garut atau orang lebih paham dengan menyebut Garsela alias Garut Selatan.
Ada pantai yang  terbentang indah  berbatasan dengan Samudra Hindia dan Pulau Chirsmas Australia Garut ini memiliki pesona lain, selain keindahan alamnya kecamatan Cikelet memiliki kekayaan budaya khas, dimana  terdapatnya  kampung Adat yang teguh mempertahkan identitas tradisi kampung Sunda lama.
Kampung adat  bernama Kampung Dukuh, terletak di kaki gunung Dukuh  sekitar 10 Km dari kota kecamatan Cikelet. Sebuah desa yang menawan dihati jika kita datang kesana.
Selain keindahan alam yang mempesona, Kecamatan Cikelet memiliki kekayaan budaya khas yang terkait dengan kearifan masyarakat dalam memuliakan lingkungan.
“Salah satu tradisi yang terus dipertahankan setiap lebaran (Idul fitri)  yaitu  hajat lembur “NGUBEK LEUWI”,  merupakan  ritual budaya menangkap ikan secara masal di lubuk sungai (leuwi),  oleh seluruh warga masyarakat kecamatan Cikelet  dan ribuan wisatawan yang sengaja mengikuti acara tersebut,” kata Iip kepada SENI.CO.ID.
Iip juga berkisah bahwa Ngubek Leuwi merupakan ekspresi  syukur masyarakat  atas berbagai nikmat yang telah diberikan Allah SWT, terutama limpahan potensi alam dan budaya serta ketenangan dan kedamaian  hidup yang  melingkupi masyarakatnya.
WhatsApp Image 2017-07-14 at 15.46.03“Ritual budaya Ngubek Leuwi, terlaksana pertama kali pada tahun 2010 sebagai penanda masyarakat akan musibah banjir Bandang yang menerjang  belasan kampung di kecamatan Cikelet akibat Pembalakan hutan di hulu sungai Cipasarangan,”ujar bandar beas Garut yang suka akan tpohon-pohon langka ini.
Masih kata Iip, sejatinya ritual budaya ini dimaksudkan menjadi pemantik kesadaran masyarakat akan  pentingnnya memelihara mata air, menjaga hutan sebagai sumber kehidupan.
Dalam Ritual budaya Ngubek Leuwi diawali dengan tradisi Reke’s (penyampaian permohonan oleh kuncen Kampung Dukuh), Selanjutnya kuncen memberi air dari mata air Gunung Dukuh yang dibawa menggunakan Ke’le’ (semacam lodong dari bambu Haur) untuk di tumpahkan bersama delapan mata air lainnya di sungai Cipasarangan dalam prosesi Kawin Cai
Adapun  ke Sembilan  mata air yang akan diambil  pada ritual budaya NGUBEK LEUWI tahun 2017 terdiri dari;  mata air Gunung, Dukuh, Gunung Kasur, Ciseundeuhan, Cimangke, Cikandang, Cimanuk, Cikaret, Cikarang dan Cipalebuh. Setelah tradisi Kawin Cai selanjutnya  acara puncak yaitu seluruh masyarakat dan pengunjung tumpah ruah berbagi kebahagiaan dengan menangkap ikan (tanpa bantuan alat tangkap)  secara bersama-sama di aliran Sungai Cipasarangan. Ikan-ikan tersebut merupakan pemberian warga kecamatan Cikelet yang disumbangkan secara sukarela kepada panitia, yang insyaallah target pada tahun 2017 sebanyak Satu Ton (1000kg).
WhatsApp Image 2017-07-14 at 15.45.57Dalam kenduri ke 7 (tujuh) Festival Cipasarangan ‘NgubekLeuwi’ acara ini bukan hanya berdampak terhadap indeks kebahagiaan warga, tetapi secara berangsur menjadi ruang ekonomi masyarakat Cikelet, mengingat pada event budaya tersebut selain tampil hiburan seni tradisi juga digelar pasar rakyat hasil produksi khas masyarakat diantaranya, kuliner, kerajinan, pakaian, produksi pertanian dan produk unggulan lainnya.
Alhasil ritual budaya ini menjadi ruang sillaturahmi masyarakat yang mulai berdampak pada peningkatan sosial ekonomi masyarakat kecamatan Cikelet.
NGUBEK LEUWI  yang digelar 28 Juni 2017 ada di aliran sungai CIPASARANGAN adalah kisahnya dan hendaknya DISBUDPAR Provinsi Jabar dan Kabupaten Garut, Jajaran kini harus menjadikan agenda ini sebagai tujuan yang menarik wisatawan. Bahkan acara ini harus menjadi Destination Cikelet bagi dunia Karena KEINDAHAN PESONA ALAM dan BUDAYA KECAMATAN CIKELET GARUT SELATAN ini sangat luar biasa. Jadi tak berlebihan jika mereka menamakan pola kedepannya adalah #VisitCikeletYears2020. Bravo!!!  |AEM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here