Home AGENDA Ceramah Publik Dramaturgi dalam Pertunjukan Kontemporer dari Peter Eckersall

Ceramah Publik Dramaturgi dalam Pertunjukan Kontemporer dari Peter Eckersall

0
Peter Erckersall

SENI – Ceramah Publik Tentang Perkembangan Dramaturgi dalam Pertunjukan Kontemporer akan digelar Minggu, 23 Oktober 2016, Pukul 16.00 WIB
bertempat di Dia.Lo.Gue Artspace, Jl. Kemang Sel. No.99A Jakarta Selatan.

Ceramah publik akan menyoroti “Perkembangan Dramaturgi dalam Pertunjukan Kontemporer” ini akan memaparkan perihal dramaturgi sebagai nalar penciptaan dan perkembangannya dalam bahasa yang lebih populer dan ringkas.

Peter Eckersall akan mencoba membagi cara pandang baru atas dramaturgi pada publik seni pertunjukan yang lebih luas. Peter Eckersall adalah Professor of Theater and Performance di Graduate Center, City University of New York.

Karya Peter berkisar di praktik pertunjukan kontemporer di wilayah Australasia dan Eropa, dengan fokus ketertarikan pada dramaturgi dan pertunjukan Jepang. Karya-karyanya yang dipublikasikan antara lain: Theatre and Performance in the Asia-Pacific: Regional Modernities in the Global Era (ditulis bersama Denise Varney, Barbara Hatley dan Chris Hudson, 2013) dan Performativity and Event in 1960s Japan: City, Body, Memory (2013). Monografnya yang baru, New Media Dramaturgy (ditulis bersama Helena Grehan dan Edward Scheer) akan diterbitkan oleh Palgrave di tahun 2016. Peter adalah salah satu pendiri Dramaturgies (bersama Paul Monaghan dan Melanie Beddie), dan juga dramaturg mukim di grup pertunjukan kontemporer yang berbasis di Australia, Not Yet It’s Difficult.

Ceramah publik ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.
Reservasi: http://bit.ly/petereckersall

Dalam event sebenarnya ada lokakarya Lokakarya Dramaturgi, Dramaturgi Baru dan Hal-hal yang Melatarinya & Ceramah Publik Perkembangan Dramaturgi dalam Pertunjukan Kontemporer oleh Peter Erckersall 

Lokakarya Dramaturgi, Dramaturgi Baru dan Hal-hal yang melatarinya
Selasa-Sabtu, 18-22 Oktober 2016
Dia.Lo.Gue Artspace, Jakarta,
sayang sekali Lokakarya ini tertutup, hanya untuk peserta lokakarya yang telah terpilih

Lokakarya ini merupakan lokakarya dramaturgi seri kedua dalam satu rangkaian lokakarya dramaturgi yang berkesinambungan. Lokakarya seri pertama adalah “Dramaturgi: Sejarah dan Praktik” yang didasilitasi oleh Ugoran Prasad pada awal Agustus Lalu. Seri kedua ini bertema “Dramaturgi, Dramaturgi Baru dan Hal-hal yang melatarinya” yang difasilitasi oleh Peter Eckersall.

Dua rangkaian lokakarya tersebut hendak mengajak peserta melihat dan menelusuri ‘dramaturgi’ sebagai suatu nalar penciptaan (dramaturgical thinking), ketimbang sebagai suatu rumusan atau sistem penciptaan drama tertentu.

Salah satu kunci pemahaman atas dramaturgi yang berkembang di dunia adalah bagaimana penciptaan karya pertunjukan yang semakin semakin sadar diri (dramaturgically aware). Jejak-jejak ‘sadar dramaturgis’ itu juga mempengaruhi dan terlihat jelas dalam karya-karya yang tercipta. Dalam lanskap seni pertunjukan global kita semakin sering melihat karya yang terkait lekat dengan suatu tempat, atau konteks peristiwa tertentu dan hubungannya dengan penonton dan kepenontonan. Dan hal itu terlihat jelas di dalam karya yang tercipta; tak hanya menjadi sesuatu yang mengabarkan latar belakang karya. Di sisi lain, lanskap seni pertunjukan dunia juga menyaksikan perkembangan ‘dramaturgi baru’ dengan pendekatan lintas disiplin yang menyertainya. Pada gilirannya kemudian, kerangka dramaturgi baru ini terkait dengan tren penciptaan karya-karya teater yang hibrid, kolaboratif dan menggelar suara-suara artistik yang lebih jamak.

Topik lain yang akan dibahas di dalam lokakarya dramaturgi ASI 8 (2016) adalah bagaimana peta dramaturgi di atas terhubung dengan teater dan seni pertunjukan di Asia.

Lokakarya dramaturgi ini pada akhirnya akan mencoba memantulkan topik-topik di atas dengan konteks lokal di Indonesia. Apa yang dibawa dan dihadirkan kesadaran dramaturgis, pelatihan dramaturg dan penghadiran posisi/peran dramaturg dalam konteks penciptaan pertunjukan di Indonesia? | SENI/http://artsummitindonesia.kemdikbud.go.id/

  1.  

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here