Home AGENDA Reynold Tagore Pemuda Surabaya Tembus Industri Film Hollywood

Reynold Tagore Pemuda Surabaya Tembus Industri Film Hollywood

0
Reynold Tagore, Texture Artist untuk film-film Hollywood (foto/dok: Reynold Tagore)

Warga Indonesia, Reynold Tagore di Selandia Baru adalah seorang ‘texture artist’ untuk film-film Hollywood di perusahaan WETA Digital, milik sutradara Peter Jackson. Siapa yang menyangka jika di balik kesuksesan film-film Hollywood yang meledak di Box Office ternyata ada goresan tangan kreatif muda Indonesia, Reynold Tagore?

Berawal dari hobi menggambar monster sejak kecil setiap pulang sekolah, kini warga Indonesia, Reynold Tagore, menekuni profesi sebagai seorang Texture Artist untuk film-film Hollywood di perusahaan WETA Digital di Selandia Baru, milik sutradara pemenang tiga piala Oscar, Peter Jackson.

“Kalau dulu diomeli, sekarang dibayar,” kata Reynold Tagore sambil bercanda saat dihubungi oleh VOA Indonesia belum lama ini.

Pertama kali melihat namanya muncul di akhir film atau credit title, Reynold mengaku terharu.

“Hampir nangis rasanya,” kenang pria kelahiran tahun 1979 ini.

Sebagai seorang Texture Artist, Reynold memiliki peranan penting dalam penggarapan sebuah film, di mana ia harus menciptakan gambar atau animasi yang terlihat hidup dan orisinal di layar lebar.

“Intinya kasih warna, kasih permukaan (ke) semua yang ada di film. Anggap saja pelukis, cuma ini buat di komputer. Jadi misalnya karakter atau monster atau barang yang ada warnanya sama permukaannya, itu kita yang tangani,” jelas Reynold.

Reynold Tagore, Texture Artist untuk film-film Hollywood (foto/dok: Reynold Tagore)Reynold Tagore, Texture Artist untuk film-film Hollywood (foto/dok: Reynold Tagore)

Tugas Reynold adalah menggambar permukaan sebuah obyek atau karakter tiga dimensi yang telah dibuat sebelumnya, sehingga nampak seperti aslinya. Gambar tersebut bisa berupa wajah seseorang hingga hal kecil seperti tong sampah atau tiang listrik.

“Enggak ada warna, enggak ada detil(nya) juga. Jadi misalnya manusia gitu, kulitnya mulus, enggak ada kerut, enggak ada pori-pori cuman warna abu-abu mulus,” kata Reynold yang sudah bekerja di perusahaan WETA Digital sejak tahun 2012 lalu.

Untuk bisa menciptakan gambar yang otentik, biasanya Reynold berpaku kepada foto aslinya.

“Kalau misalnya mengerjakan (gambar) orang dan orang itu ada orang aslinya, saya reference-nya pakai foto-foto mereka ada foto mereka dari depan samping atas, itu saya coba ikuti sedekat mungkin, jadi seumpama di render orang enggak bisa membedakan foto sama yang 3d model,” ujar lulusan Universitas Tarumanegara dan S2 di University of Technology Sydney, Australia jurusan desain grafis ini.

Hingga kini Reynold sudah terlibat dalam banyak penggarapan film Happy Feet 2, Hobbit 1, 2, dan 3, Iron Man 3, Wolverine, Fast and Furious 7, Maze Runner, Alvin and the Chipmunks: the Road Chip, Jungle Book, dan Batman v Superman: Dawn of Justice.

“Batman v Superman, saya kebagian bikinnya yang musuh-musuhnya,” ujar Reynold sambil tertawa. “Kan ada kayak orang militer musuhnya, terus ada senjata, ada (yang) terbalik kayak helikopter, mobil, bis, kayak begitu saya bagiannya,” lanjutnya.

Walaupun tidak sepenuhnya terlibat, Reynold mengaku sangat puas akan hasil karyanya dalam film Batman v Superman: Dawn of Justice ini.

“Inginnya satu film dibikin sama WETA semua, jadi saya dapat kebagian lebih banyak lagi,” papar pecinta karakter Batman ini.

Merupakan sebuah kelegaan dan kepuasan tersendiri ketika sebagai seorang Texture Artist, Reynold bisa menjadi bagian dari proses penggarapan film-film yang menampilkan karakter-karakter favoritnya, seperti Iron Man, Wolverine, dan Hobbit.

Reynold Tagore, Texture Artist untuk film-film Hollywood (foto/dok: Reynold Tagore)Reynold Tagore, Texture Artist untuk film-film Hollywood (foto/dok: Reynold Tagore)

Menurut Reynold film yang paling menantang yang pernah ia ikut garap adalah film Hobbit, ketika ia baru saja menjadi karyawan baru di perusahaan WETA Digital. Ditambah lagi, film ini adalah salah satu alasan mengapa ia bertekad ingin bisa bekerja di perusahaan WETA Digital yang memang memproduksi film tersebut secara utuh.

“Di situ kan bikin troll, dwarf gitu. Itu yang udah saya tunggu-tunggu seumur hidup saya, jadi saya harus membuktikan ke diri saya sendiri kalau saya bisa bikin sebagus apa yang dulu saya lihat di film “Lord of the Rings,” kata pria yang banyak belajar mengenai animasi langsung dari Internet ini.

Tantangan lain yang biasa ia hadapi sebagai seorang Texture Artist adalah bagaimana agar bisa menciptakan gambar yang terlihat mirip dengan aslinya jika dilihat di layar bioskop yang besar.

“Di layar bioskop itu kan gede sekali, jadi kalo misalnya ada yang kelihatan jelek sedikit, orang bisa lihat. Jadi menurut saya tantangan paling gede di situ,” jelas pria asal Surabaya ini.

Profesi sebagai Texture Artist terkadang tidak mengenal waktu. Namun, Reynold tidak pernah menganggap hal itu sebagai duka. Sangatlah beruntung karena ia bisa menemukan pekerjaan yang sesuai dengan hobi dan impiannya.

“Ini departemen yang paling atau mungkin satu-satunya yang paling ada hubungannya sama saya, gambar atau lukis atau yang artistik gitu, jadi saya fun saja tiap hari,” ujar pria yang pernah menekuni profesi sebagaiStory Board Artist ini.

Reynold Tagore, Texture Artist untuk film-film Hollywood (foto/dok: Reynold Tagore)Reynold Tagore, Texture Artist untuk film-film Hollywood (foto/dok: Reynold Tagore)

Bagi teman-teman yang tertarik untuk menekuni profesi seperti dirinya, Reynold berpesan untuk selalu rajin berlatih dan banyak mencari informasi untuk mengejar cita-cita.

“Tiap malam latihan, kadang korbankan weekendenggak apa-apa, asal buat masa depan yang bagus. Latihan menggambar atau apa saja sih. Researchsebanyak mungkin apa yang kita mau, terus apa yang kita mau kerja di mana, itu kita latih skill kita sampai standar yang kita bikin,” papar Reynold.

Karena berhubungan dengan gambar, Reynold mengatakan untuk mencari pekerjaan sebagaiTexture Artist bukanlah hal yang mudah, karena setiap perusahaan memiliki gaya yang berbeda, sehingga tidak gampang untuk menemukan orang yang sesuai dengan gaya gambar di perusahaan tersebut.

Saat ini Reynold tengah disibukkan oleh penggarapan film the BFG (Big Friendly Giant) yang diadaptasi dari novel kanak-kanak karya penulis Roald Dahl. Perjalanan Reynold sebagai Texture Artist masih panjang. Ia berencana untuk terus meningkatkan keahliannya. Lalu apa rencana jangka panjang dari Reynold?

“Kalau jangka panjang inginnya menang (piala) Oscar,” jawab Reynold.

Kalau begitu kita tunggu gebrakan selanjutnya dari Reynold Tagore.

sumber:#hania Iman voaindonesia.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here